Doa adalah ibadah. Tak ada hamba Allah yang tidak butuh doa, kecuali orang yang tidak beragama. Allah memerintahkan manusia untuk berdoa kepada-Nya melalui firman-Nya, “Dan Rabbmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’.” ( QS. Ghafir : 60)
Seorang hamba hendaknya senantiasa berdoa dalam setiap keadaan, baik ketika susah maupun senang, ketika sempit maupun lapang. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Selain itu ada beberapa syarat dan adab-adab berdoa yang perlu diperhatikan agar doa yang dipanjatkan dikabulkan Allah SWT. Syarat dan adab itu antara lain :
Ikhlas
Meminta dan mengharap sesuatu dengan doa sungguh-sungguh hanya ditujukan kepada Allah
Mencari waktu-waktu mustajab untuk berdoa
Memanfaatkan kondisi-kondisi tertentu yang dinyatakan sebagai saat ijabah oleh syariat Islam (saat sujud, saat berpuasa, saat bepergian, dsb)
Menghadap kiblat
Menengadahkan kedua tangan
Menengadahkan kedua tangan disyariatkan dalam dalam berdoa, akan tetapi ada saat tertentu dimana Rasulullah tidak melakukannya, yaitu ketika setelah shalat wajib dan berdoa dalam khutbah Jum’at.
Memulai dengan tahmid dan shalawat kepada Rasulullah
Berdoa dengan suara lembut, merendahkan diri di hadapan-Nya dan menampakkan kebutuhan yang sangat
Tidak tergesa-gesa
Yakin doanya akan dikabulkan dan memahami serta meresapi doa yang ia panjatkan
Makanan dan minuman serta pakaian orang yang berdoa harus dari sumber yang halal
Tidak berdoa untuk suatu dosa atau memutuskan silaturrahmi
Berusaha demi terkabulnya doa dan menjauhi sebab-sebab ditolaknya doa
Yaitu tidak berbuat maksiat dan tidak meninggalkan kewajiban-kewajiban sebagai umat Islam. Hamba yang baik adalah mereka yang mau intropeksi : seperti apa doa-doa itu ia panjatkan selama ini. Jika masih banyak yang tidak sesuai tuntunan, maka segera perbaiki dan sempurnakan. Dengan harapan, Allah berkehendak mendengarnya dan mengabulkannya.
Hamba yang baik adalah mereka yang mau intropeksi : seperti apa doa-doa itu ia panjatkan selama ini. Jika masih banyak yang tidak sesuai tuntunan, maka segera perbaiki dan sempurnakan. Dengan harapan, Allah berkehendak mendengarnya dan mengabulkannya.
Saat Mustajab untuk Berdoa
Ada beberapa waktu dan keadaan dimana doa seorang muslim pasti dikabulkan, demikian janji Allah. Kapan sajakah waktu-waktu tersebut?
Sepertiga malam terakhir
Sepertiga malam terakhir (mulai 3-4 jam sebelum Subuh) merupakan waktu yang sangat tepat untuk berdoa.
Ketika berbuka puasa bagi orang yang berpuasa
Setiap selesai sholat fardhu
Pada saat pernag berkecamuk
Pada saat adzan dikumandangkan
Di antara adzan dan iqamah
Sesaat pada hari Jum’at
Waktu yang sesaat itu tidak diketahui secara pasti, masing-masing riwayat menyebutkannya berbeda-beda. Kemungkinan besar saat imam atau khotib naik mimbar hingga selesai sholat Jum’at, atau sesaat sebelum Maghrib.
Pada waktu bangun dari tidur malam bagi orang yang sebelum tidur dalam keadaan suci dan berdzikir kepada Allah
Doa pada waktu sujud ketika shalat
Pada saat hujan
Pada saat ajal tiba
Pada malam lailatul qodar
Imam Asy-Syaukani berkata bahwa konsekuensi lailatul qodar adalah dikabulkannya doa seorang muslim.
Doa pada hari Arafah
Mereka yang Tiada Ditolak Doanya
Disamping beberapa waktu dan keadaan dimana tiada ditolak doa pada saat tersebut, ada beberapa kelompok orang yang mustajabah, yaitu sebagai berikut :
Orang tua kepada anaknya
Orang yang sedang berpuasa
Orang yang sedang safar
Orang yang teraniaya
Doa seorang muslim untuk saudaranya di tempat yang jauh
Doa dari orang yang terdesak
Sebagian ulama mengatakan orang yang terdesak adalah orang yang berdosa, dan mereka adalah orang yang hidup dalam kekurangan, kesempitan atau sakit sehingga mereka mengadu kepada Allah. Allah mengabulkan permohonan mereka dikarenakan mereka berdoa dengan ikhlas dan keikhlasan itu timbul karena mereka berada dalam keadaan yang sangat terpaksa.
Menuai Pahala dengan Berdoa
Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Allah SWT memberikan jaminan akan mengabulkan permintaan hamba-Nya. Dia menjadikan permintaan seorang hamba bernilai ibadah bagi hamba tersebut. Jika manusia menjadi marah ketika didatangi peminta-minta, maka Allah justru memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa meminta kepada-Nya. Doa adalah ibadah, semakin banyak berdoa berarti semakin banyak beribadah.
Doa harus diiringi dengan usaha. Usaha merupakan salah satu jalan bagi terwujudnya permohonan yang kita pinta. Setelah usaha dan doa, maka bertawakallah. Allah tak akan menyia-nyiakan doa hamba-Nya yang disampaikan dengan khusyu’ dan penuh harap.
Doa adalah kebutuhan. Jangan sampai malas berdoa karena tiada rugi manusia berdoa. Semakin banyak engkau berdoa, maka semakin banyak pula pahala. Insya Allah.
Putus Asa dalam Doa
Sikap putus asa terjadi karena orang yang berdoa terburu-buru. Allah lebih mengetahui daripada orang yang berdoa, kapan saat yang tepat bagi terkabulnya doa. Tidak setiap permintaan seketika akan diluluskan. Belum terkabulnya doa kita bukan berarti Allah tidak menepati janji, akan tetapi justru kita yang harus bertanya pada diri kita sendiri : Sudahkah kita berdoa sesuai adab yang disyariatkan? Sudahkah kita memenuhi perintah-perintah-Nya? Sudahkah kita menjauhi larangan-Nya? Sudahkah kita mensyukuri semua karunia-Nya?
Jika belum, sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang bersegera memperbaiki diri, kemudian memperbanyak doa untuk kebaikan dirinya, di dunia dan di akhirat. Jika Allah belum mengabulkan, jangan putus asa. Mintalah pada-Nya sungguh-sungguh di saat yang mustajab untuk berdoa. Demi Allah, segala upaya kita untuk memohon dan mendekat pada-Nya tak akan disia-siakan-Nya. Semoga Allah mengabulkan doa kita semua. Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar